Kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan orang di PT Net Mediatama Indonesia (NET) TV menyebar begitu cepat. Berita terkait PHK massal NET TV menjadi trending topic di Twitter Indonesia sejak Kamis hingga Jumat (8-9/8/2019).
Jumat pukul 19.55 WIB, tagar #NET TV telah dikicau lebih dari 57.000 kali dan menempati urutan pertama trending Twitter Indonesia. Sementara itu, tagar #Wishnutama yang merupakan Komisaris Utama NET TV menempati urutan kedua.
Banyak warganet tak rela jika kabar ini benar adanya. Tak hanya itu, beberapa warganet juga menyayangkan beberapa program favoritnya yang tak lagi tayang di NET TV.
Di lain pihak, ada yang menuduh bahwa kehebohan ini tak lebih dari strategi NET TV untuk meraih perhatian publik Tanah Air di tengah persaingan ketat industri televisi nasional. Apa dasarnya?
Informasi dari layanan sistem monitoring iklan televisi (TVC) Adstensity mencatat sepanjang 2018, total belanja iklan di TV sebesar Rp 110,46 triliun. Menurut hasil monitoring Adstensity selama 2018, ANTV menempati posisi teratas dalam total pendapatan media.
Jika dibandingkan dengan dana belanja iklan sepanjang 2017 yang tercatat Rp 97,45 triliun, dapat dilihat bahwa dana belanja iklan mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 13,35%. Berdasarkan informasi itu pula diketahui bahwa stasiun ANTV memperoleh pendapatan hasil belanja iklan sebesar Rp 15,66 triliun.
Di belakang ANTV ada Global TV yang tidak terpaut jauh memperoleh pendapatan sebesar Rp 13,78 triliun. Posisi ketiga Indosiar dengan perolehan pendapatan Rp 12,90 triliun. Kompas TV menempati posisi keempat dengan pendapatan Rp 12,78 triliun. Posisi kelima ditempati Metro TV dengan pendapatan sebesar Rp 12,30 triliun.
ANTV menguasai 14,18% dari total belanja iklan televisi selama 2018. Global TV memperoleh 12,47% dari total keseluruhan belanja iklan 2018. Tempat ketiga Indosiar dengan 11,68%. Posisi keempat dan kelima, yaitu Kompas TV dan Metro TV masing-masing memperoleh 11,57% dan 11,14% dari total biaya belanja iklan di televisi selama 2018.
Untuk market share di antara grup media, Grup MNC dengan tiga stasiun televisi, yaitu RCTI, Global TV, dan MNC TV masih menguasai media iklan televisi dengan market share 28,26%. Grup SCM dengan dua stasiun televisi, yaitu SCTV dan Indosiar, menyusul dengan 18,67%, disusul oleh Grup Viva dengan dua stasiun televisi ANTV & TV One sebesar 15,98%. Berikutnya TransCorp dengan Trans TV dan Trans 7 sebesar 6,83%.
Data statistik di atas diperoleh Adstensity berdasarkan rekaman semua iklan televisi di 13 stasiun televisi nasional, yakni RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV, TransTV, Trans7, Global TV, MetroTV, TVOne, ANTV, KompasTV, Net TV, dan TVRI.
Lalu ke mana NET TV? Tampaknya masih sulit bersaing dengan televisi-televisi yang lebih senior lainnya. Namun, COO NET TV, Azuan Syahril, menampik kabar bahwa pihaknya melakukan PHK massal.
“Kami nggak ada PHK massal, kami nggak ada. Yang ada kami itu sebenarnya begini, kami di era sekarang ini dengan kompetisi yang semakin berat, jadi kami melakukan restrategi terhadap perusahaan. Kami membuat strategi-strategi baru, terkait juga soal strategi human resource kami,” ujar Azuan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/8/2019).
Menurut dia, saat ini pihaknya memberikan penawaran tak mengikat kepada karyawan yang bersedia mengundurkan diri. “Untuk masalah PHK itu, kan, memang di luar tereksposenya seperti itu ya. Pada praktiknya itu nggak ada. Nah, kami malah dengan situasi seperti ini, kami memberikan penawaran kepada karyawan, yang berniat untuk mengundurkan diri kami akan beri benefit untuk mereka,” kata Azuan.
Menurut dia, langkah ini dilakukan setelah menjalin kesepakatan dua arah antara pihak manajemen dan karyawan. Ia menampik tuduhan yang menyebut NET TV melakukan pemutusan hak kerja secara paksa. Azuan menyebut, karyawan NET TV menyambut kebijakan ini dengan sangat baik.
“Sekarang ini yang mengundurkan diri sudah 20-an ada, di bulan ini. Begitu kami beri penawaran mereka langsung respons,” ujarnya.
Ia memastikan, saat ini NET TV tidak dalam kondisi bangkrut. Azuan berharap semua pihak tak mempercayai informasi-informasi yang beredar tanpa konfirmasi langsung dari NET TV
Terkait dengan kabar itu, sang komisaris utama, Wishnutama Kusubandio, memberikan klarifikasi. Dia mengaku kaget dengan informasi yang beredar tersebut. “Mohon maaf saya baru reply. Saya juga kaget tadi saat dengar berita tersebut,” kata Wishnutama ketika dikonfirmasi Kompas.com.
Wishnutama mengungkapkan, dirinya telah meminta keterangan kepada direksi ihwal informasi rencana PHK yang telah diketahui publik tersebut. Dari pertemuan yang dilakukan, diketahui bahwa kabar tersebut tidak benar.
“Baru saja tadi ketemu dengan direksi untuk minta penjelasan perihal berita ini. Menurut informasi yang disampaikan kepada saya oleh BOD, tidak ada PHK seperti yang diberitakan,” ujar Wishnutama, yang juga salah satu pendiri NET TV.
Kendati demikian, Wishnutama tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sehingga muncul berita PHK yang akan dilakukan NET TV.
Strategi TVRI
Kabar dari internal NET TV itu pun sontak melegakan para penggemar TV yang punya pangsa generasi spesifik ini. Kalaupun isu tersebut merupakan sebuah strategi dari NET, ya tentu sah-sah saja, mengingat sebagai stasiun TV baru, NET harus bertempur keras dengan stasiun lain yang telah punya basis penggemar yang militan.
Strategi revolusioner juga pernah dilakukan oleh TVRI. Selain re-branding, TVRI pun berani bertaruh dengan menjadi pemegang hak siar Premier League musim 2019/2020 yang akan dimulai pada 10 Agustus 2019.
Informasi ini dikonfirmasi oleh Director of Program and News Affair TVRI, Apni Jaya Putra, Jumat (21/6/2019). Dia menyatakan melalui media sosial twitter pribadinya. Dalam unggahan tersebut, Apni mengucapkan terima kasih kepada MolaTV yang memberikan hak dalam Free to Air Indonesia untuk TVRI.
Walau belum jelas berapa banyak pertandingan yang akan ditayangkan oleh TVRI, langkah TV nasional ini pun mengundang decak kagum. Akhirnya publik menyaksikan strategi turn-around yang didengung-dengungkan selama ini pun mewujud nyata. Bukan hanya slogan belaka.
Apakah hal seperti ini juga akan dilakukan oleh NET TV? Tinggal tunggu tanggal mainnya.